Sunscreen dengan SPF palsu adalah produk yang tidak memberikan perlindungan yang memadai dari sinar matahari. Penggunaan sunscreen palsu dapat menyebabkan kulit terbakar, iritasi, dan kerusakan kulit jangka panjang, seperti penuaan dini dan bahkan kanker kulit.
Tips Menghindari Sunscreen SPF Palsu. Sumber gambar: Freepik |
Berikut adalah beberapa tips untuk menghindari sunscreen dengan SPF palsu:
1. Beli sunscreen dari sumber yang tepercaya
Hindari membeli sunscreen dari pasar loak, penjual online yang tidak tepercaya, atau toko yang tidak memiliki izin resmi. Sunscreen yang dibeli dari sumber yang tepercaya lebih mudah dilacak. Jika kalian mengalami masalah dengan sunscreen, kalian akan lebih mudah untuk menghubungi produsennya jika kalian membelinya dari sumber yang tepercaya.
2. Belilah Sunscreen dari Brand yang memiliki reputasi baik
Brand yang memiliki reputasi baik telah teruji dan diakui oleh lembaga-lembaga terkait. Lembaga-lembaga tersebut akan memastikan bahwa sunscreen tersebut memiliki SPF yang sesuai dengan labelnya.
Sunscreen yang dibeli dari brand yang memiliki reputasi baik tentu telah diuji secara menyeluruh untuk memastikan bahwa produknya bekerja efektif dalam melindungi kulit dari sinar matahari. Sunscreen yang efektif harus memiliki SPF minimal 30 dan harus memberikan perlindungan spektrum luas, yang berarti melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB.
Selain itu, brand yang telah memiliki reputasi tentu tidak akan berani memproduksi sunscreen dengan SPF palsu, sebab mereka tentu khawatir dengan risiko jangka panjang seperti:
- Kerugian reputasi. Jika sunscreen terbukti overclaim, maka brand tersebut akan kehilangan kepercayaan dari konsumen. Hal ini dapat berdampak pada penurunan penjualan dan bahkan kebangkrutan.
- Tindakan hukum. Konsumen yang merasa dirugikan dapat menuntut brand tersebut secara hukum.
- Sanksi dari pemerintah. Pemerintah dapat menjatuhkan sanksi kepada brand tersebut, seperti denda atau pencabutan izin edar.
Berikut adalah contoh dari beberapa Brand lokal dan non lokal yang telah memiliki reputasi baik:
Acnes, Azarine, Garnier, Nivea, Labore, L'oreal, Somethinc, Cosrx, skin1004, Carasun, Paterson's lab, Avoskin, Emina, Hanasui, N'pure, Nuface, Skin Game, Skintific, Skin Aqua, Scarlett, Pigeon, Pond's, OMG, True to skin, Trueve, Wardah, Whitelab, YOU, etc.
Namun, bukan berarti reputasi suatu brand skincare bisa menjamin bahwa produknya pasti cocok untuk semua orang. Jadi kalian tetap harus memilih Sunscreen sesuai dengan jenis kulit masing-masing. Dan mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter kulit untuk mendapatkan rekomendasi produk yang tepat untuk jenis kulitnya.
3. Periksa label sunscreen dengan cermat
Pastikan sunscreen yang kalian beli memiliki label yang jelas dan lengkap, termasuk informasi tentang nilai SPF dan PA, tanggal kedaluwarsa, PAO, dan nomor izin BPOM.
4. Periksa Ingredients list
Pastikan Sunscreen yang kalian beli, terdapat kandungan agen sunscreen yang tertera di Ingredients list nya, seperti:
- Zinc oxide,
- titanium dioxide,
- ethylhexylmethoxycinnamate (octinoxate)
- butylmethoxydibenzoylmethane (avobenzone)
- octocrylene,
- Homosalate
- diethylamino hydroxybenzoyl hexyl benzoate (Uvinul A Plus)
- Ethylhexyl Salicylate
- Methylene Bis-Benzotriazolyl Tetramethylbutylphenol (tinosorb M)
- Bis-Ethylhexyloxyphenol Methoxyphenyl Triazine (Tinosorb S)
- Etc
FDA Amerika Serikat mewajibkan tabir surya untuk mengandung paling tidak 2% agen Sunscreen agar dapat diberi label SPF 15. Untuk setiap tambahan unit SPF, jumlah agen Sunscreen harus digandakan.
Misalnya, tabir surya dengan SPF 30 harus mengandung setidaknya 6% agen Sunscreen, atau 12% agen Sunscreen untuk nilai SPF 50+.
Dengan kata lain, semakin tinggi SPF tabir surya, semakin banyak konsentrasi agen Sunscreen yang dibutuhkan. Agen Sunscreen ini bekerja dengan menyerap atau memantulkan sinar ultraviolet (UV) yang berbahaya dari matahari, sehingga melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari.
Namun, konsentrasi agen sunscreen yang dibutuhkan agar memiliki SPF tertentu dapat bervariasi, tergantung pada jenis agen sunscreen yang digunakan, serta tergantung dari bahan-bahan SPF Booster maupun formulasi keseluruhan. Misalnya Zinc oxide 25-33% mungkin memiliki SPF 50+, namun bisa diformulasikan sedemikian rupa sehingga 10% Zinc Oxide dapat memiliki SPF 60. (1)
5. Hati-hati dengan sunscreen yang harganya tidak wajar
Kalian perlu waspada jika ada Sunscreen dengan harga yang terlalu murah karena bisa jadi Sunscreen tersebut terbuat dari bahan-bahan yang lebih murah dan kurang berkualitas.
Coba cek ulang Ingredients list nya jika menemukan Sunscreen dengan harga semurah ini. |
Bahan-bahan tersebut mungkin tidak efektif dalam melindungi kulit dari sinar matahari, atau bahkan dapat berbahaya bagi kulit.
Selain itu Sunscreen palsu mungkin tidak diproduksi dengan standar kualitas yang sama dengan sunscreen asli, serta tidak dilakukan uji lab sehingga ada kemungkinan nilai SPF nya overclaim, yakni nilai SPF yang tidak sesuai dengan labelnya.
Untuk melakukan uji lab nilai SPF itu diperlukan biaya yang tidak sedikit, umumnya berkisar antara puluhan juta hingga ratusan juta rupiah. Jadi, kurang masuk akal jika harganya bisa semurah ituuu...😱
6. Pilihlah Sunscreen yang nilai SPF nya telah diuji
Perlu diketahui untuk menilai sebuah SPF diperlukan serangkaian uji lab yang kompleks dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Uji lab tersebut biasanya dilakukan oleh laboratorium independen yang memiliki akreditasi dari badan akreditasi nasional atau internasional.
Secara umum terdapat 2 jenis uji lab yang diperlukan untuk menilai SPF suatu sunscreen: yaitu uji in-vitro dan uji in-vivo.
- Uji in-vitro biasanya digunakan untuk menentukan nilai SPF awal suatu sunscreen.
- Uji in-vivo kemudian dilakukan untuk mengkonfirmasi nilai SPF tersebut.
Oleh karena itu, penting untuk memilih sunscreen yang telah diuji SPF-nya oleh laboratorium independen. Sunscreen yang tidak diuji SPF-nya mungkin tidak efektif dalam melindungi kulit dari sinar matahari.
7. Lihat melalui UV Camera
Dengan bantuan UV Camera, kalian bisa memperoleh gambaran tentang seberapa baik Sunscreen SPF yang kalian beli dapat melindungi kulit secara merata.
Sunscreen kimiawi vs Sunscreen fisik |
Sunscreen kimiawi akan terlihat hitam merata jika dilihat dari UV camera. Hal ini karena sunscreen kimiawi bekerja dengan menyerap sinar UV dan mengubahnya menjadi panas. Panas ini kemudian dilepaskan ke udara.
Sunscreen fisik, di sisi lain, akan terlihat putih atau abu-abu pada gambar UV camera. Sebab, sunscreen fisik bekerja dengan membentuk lapisan pelindung di atas kulit yang menghalangi sinar UV dari menembus kulit.
Namun, perlu diingat bahwa UV camera hanya dapat memberikan gambaran kasar tentang efektivitas sunscreen. Efektivitas sunscreen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti jenis kulit, tingkat aktivitas, dan durasi paparan sinar matahari.
8. Perlu crosscheck jika tekstur sunscreen terlalu encer
Meskipun Sunscreen dengan tekstur encer dan ringan belum tentu nilai SPF-nya palsu, namun tidak ada salahnya kita crosscheck lagi.
Dilansir dari detikHealth, Sejumlah pakar meyakini sulit melihat seberapa tinggi SPF hanya dari penampilan tekstur sunscreen. Spesialis kulit dan kelamin dr. Darma menegaskan secara kasat mata, sun protection factor (SPF) dalam sunscreen tidak bisa dibedakan. Jadi faktornya bukan sekadar terasa lebih 'lengket' atau lebih 'tebal'.
"Kekentalan nggak bisa, karena beberapa sunscreen SPF tinggi juga bisa nggak lengket. Secara fisik susah dibedakan, yang utama harus dengan uji lab." kata dr. Darma.
Namun, ada baiknya kita tetap memeriksa ulang jika kebetulan Sunscreen yang kita pakai tekstur nya terlalu encer. Hal ini bisa jadi salah satu tanda bahwa sunscreen tersebut mungkin kurang efektif.
Sunscreen yang efektif harus dapat memberikan lapisan pelindung yang merata di kulit. Lapisan pelindung ini akan menghalangi sinar UV dari menembus kulit.
Sunscreen yang terlalu encer dan ringan mungkin akan tampak patchy jika terlihat dari UV Camera sehingga tidak dapat memberikan lapisan pelindung yang merata. Hal ini dapat menyebabkan sebagian area kulit tidak terlindungi dari sinar UV.
Sunscreen dengan full coverage akan memberikan perlindungan lebih maksimal. |
Selain itu, sunscreen yang terlalu encer dan ringan juga mungkin tidak dapat bertahan lama di kulit. Sunscreen yang efektif harus dapat bertahan di kulit selama beberapa jam, bahkan setelah berkeringat.
Oleh karena itu, penting untuk memilih sunscreen yang memiliki konsistensi yang tepat. Sunscreen yang ideal adalah sunscreen yang tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental. Sunscreen dengan konsistensi yang tepat akan dapat memberikan perlindungan yang efektif terhadap sinar UV.
Berikut adalah tips menggunakan sunscreen yang benar sehingga kulit mendapat perlindungan maksimal:
- Pilih sunscreen dengan SPF minimal 30. SPF 30 berarti bahwa kulit Anda akan dilindungi dari 97% sinar UVB.
- Pilih sunscreen yang memberikan perlindungan dari spektrum luas (UVA dan UVB). Sinar UVA dapat menyebabkan penuaan dini, sedangkan sinar UVB dapat menyebabkan kanker kulit.
- Oleskan sunscreen sebanyak 2 jari secara merata ke seluruh kulit yang akan terpapar sinar matahari. Jangan lupa untuk mengoleskan sunscreen ke area-area yang sering terlupakan, seperti telinga, bibir, dan area di bawah mata.
Jika kita mengaplikasikan Sunscreen setengah takaran maka kemungkinan perlindungan nya jadi drop. Sumber: YouTube doctor Klioze - Oleskan sunscreen 15-30 menit sebelum keluar rumah. Biarkan sunscreen menyerap ke kulit sebelum beraktivitas di luar ruangan.
- Oleskan sunscreen ulang setiap 2 jam, atau lebih sering jika berkeringat atau berenang.
- Gunakan pakaian pelindung, seperti topi, kacamata hitam, dan pakaian lengan panjang, untuk melindungi kulit dari sinar matahari.
- Hindari paparan sinar matahari langsung dari pukul 10 pagi hingga 4 sore.
Dengan mengikuti tips di atas, akan membantu menghindari Sunscreen dengan SPF palsu sehingga terlindungi dari sinar matahari secara maksimal.
Sumber referensi:
- FDA Sunscreen Drug Products for Over-the-Counter Human Use (Final Monograph and Proposed Rule, 2011)
- https://www.ulprospector.com/knowledge/12519/pcc-breakthrough-understanding-developing-high-performing-zinc-oxide-sunscreens-using-a-technical-modeling-approach/
0 Comments
DESCLAIMER: Saya bukan dokter, tapi seorang Skincare-Anthusiast yang telah lama mempelajari tentang kandungan skincare melalui jurnal dan berbagai sumber lain nya. Saya juga pernah mempunyai masalah kulit seperti: acne prone, oily, komedo, PIH, PIE, dermatitis atopik, alergi, sensitized, etc. Kondisi kulit saat ini: combination-to-dry, pori-pori besar, prone to eczema.
Semoga Skincapedia bisa membantu teman-teman dalam mencari referensi skincare 🙏