Macam-macam Agent Sunscreen

Sunscreen adalah salah satu must have item, yang harus dan wajib ada dalam Basic-Skincare routine kalian jika ingin kulit kalian kuat.💪🏿 Bayangin aja kalo pondasi kulit kalian kokoh, dihajar pake tretinoin juga enteng, #eh?

Tapi wagu nggak sih, jika seprono-seprene udah pakai Sunscreen dari berbagai macam merk, tapi nggak kenal satupun yang mana sih yang jadi agen Sunscreen nya tuuh. Dan yang paling penting lagi, semua agen Sunscreen ternyata memiliki kemampuan dan safety profile-nya masing-masing, loh.

Maka dari itu, Skincapedia kenaliiiin, yookkk... supaya kita bisa lebih aware dengan apa yang kita pakai. 🥳🥳



Agen Sunscreen Fisik

1. Zinc Oxide 

Adalah Sunscreen fisik/mineral paling populer. Melindungi kulit dari UVB, UVA l dan ll. Sangat Foto stabil dan Paling aman. Namun, tidak cosmetically ellegant,  membuat formula cenderung bertekstur 'padat' dan agak susah diratakan (white cast). Punya fungsi lain yaitu sebagai oil-absorbent/agen mattifier. Juga memiliki aktivitas anti inflamasi, anti irritant, anti bakteri, dan skin-soothing (juga digunakan sebagai bahan utama produk diaper-rash). Usage rate: 1-25%


2. Titanium dioxide

Juga Sunscreen fisik/mineral yang tak kalah populer. Melindungi kulit dari UVB, UVA ll namun kurang bagus terhadap UVA l. Foto stabil, Aman. Dan juga tidak cosmetically ellegant (white cast, dan cenderung susah diaplikasikan). Punya fungsi lain yaitu sebagai oil-absorbent/agen mattifier. Usage rate: 1-25%




Agen Sunscreen Kimiawi 

1. Ethylhexyl methoxycinnamate (UVB absorber)

Nama lain: Octinoxate, Octyl Methoxycinnamate.

Berupa cairan jernih, larut minyak. Bersifat cosmetically ellegant.  Menyerap radiasi UVB dengan panjang gelombang 280-320 nm.
Agen Sunscreen jenis ini tidak cukup foto stabil, alias berkurang perlindungan SPF nya 10% setelah terpapar sinar matahari selama kurang lebih 35 menit. Sehingga harus dikombinasikan dengan agen Sunscreen lain.

Safety: menurut uji in-vitro (uji lab) dan animal studies, menunjukkan Ethylhexyl methoxycinnamate memiliki efek hormonal (menyerupai estrogen), sehingga untuk ibu hamil dan menyusui lebih direkomendasikan untuk menggunakan sunscreen fisik.
Namun, secara umum, ethylhexyl methoxycinnamate aman, dan diijinkan penggunaan nya hingga 10% di Eropa dan 7.5% di USA.


2. Butyl methoxydibenzoylmethane (UVA Absorber)

Naman lain: Avobenzone.

 Merupakan agen Sunscreen gold standard global untuk proteksi UVA dan paling populer di seluruh dunia. Melindungi UVA l dan ll dengan panjang gelombang 310-400 nm. 

Namun, sayangnya avobenzone tidak foto-stabil dan mengalami degradasi jika terpapar cahaya matahari, yaitu kehilangan kapasitas UV-absorption hingga 36% setelah 1 jam terpapar UV. Itulah kenapa, kita selalu dianjurkan untuk reapply setelah beberapa jam di bawah matahari, biasanya  2-4 jam.
Avobenzone ternyata makin tidak stabil jika dikombinasikan dengan agen Sunscreen fisik (titanium dioxide, Zinc oxide). Kombinasi ini dilarang di USA. 

Safety: Kabar baiknya avobenzone memiliki good safety profile. Termasuk Ingredient non-irritating, dan tidak memiliki efek estrogenic. Konsentrasi maksimum yang diijinkan hingga 5% di Eropa dan 3% di USA.


3. Homosalate (UVB Absorber)

Agen Sunscreen larut minyak, bertekstur cair dan dapat membantu melarutkan agen Sunscreen yang sulit larut (e.g avobenzone). Melindungi kulit dari UVB dengan panjang gelombang 295-315. Homosalate tidak memiliki kemampuan Perlindungan yang kuat, pada konsentrasi maksimal 10% hanya memiliki nilai SPF 4.3. Sekaligus tidak foto stabil alias dapat berkurang nilai SPF nya 10% setelah terpapar UV selama 45 menit. 

Safety: Menurut Study In-vitro (uji lab, bukan pada manusia) menunjukkan homosalate ada kemungkinan memiliki aktivitas estrogenic. Tahun 2020, Homosalate masih diijinkan hingga 10% di Eropa, dan 15% USA. Namun, tahun 2022, Eropa hanya mengijinkan hingga 1.4%.


4. Octocrylene (UVB dan UVA ll Absorber)

Sunscreen kimiawi larut minyak yang melindungi kulit dari UVB dan UVA II dengan panjang gelombang hingga 304 nm. Memiliki kemampuan yang cukup foto stabil, yaitu hanya berkurang 10% setelah 95 menit terekspos sinar matahari.  Octocrylene dapat membantu menstabilkan agen sunscreen lain seperti Avobenzone. Juga meningkatkan efek water-resistant agar perlindungan tidak mudah luntur karena keringat. 

Safety:  Secara umum, Octocrylene aman. Namun, dilaporkan adanya kontak alergi terhadap octocrylene, terutama  orang dewasa yang memiliki sensitivitas terhadap ketoprofen (salah satu obat anti nyeri, anti inflamasi) dan anak-anak dengan kulit sensitif. 


5. Benzophenone 3/BP-3 (UVB Absorber)

Naman lain: Oxybenzone

Melindungi kulit dari UVB dan sedikit UVA dengan panjang gelombang 280-350nm. Salah satu keunggulan BP-3 adalah sangat stabil/tidak mudah terdegradasi oleh paparan UV.  Tapi perlindunganya lemah, sehingga harus dikombinasikan dengan agen Sunscreen lain.
BP-3 malah seringnya dipakai sebagai photostabilizer yang melindungi formula agar tidak terdegradasi akibat paparan radiasi/cahaya.

Safety: termasuk kategori kontroversial.

  1. Memiliki molekul yang sangat kecil (228 Da) dan bersifat lipofilik, sehingga mudah terserap jauh ke dalam kulit dan menuju aliran darah, bahkan saking mudah nya, dalam waktu 4 jam setelah aplikasi, BP-3 sudah bisa terdeteksi lewat urin. (Technically, ini sudah jadi masalah dalam hal Perlindungan, seharusnya stay di kulit melindungi dari UV, ini malah bablas semakin jauh meresapnya😌).
  2. Dilaporkan memiliki aktivitas estrogenic (endocrine disruptor) melalui uji lab pada hewan. Sehingga bumil dan busui sebaiknya menghindari bahan ini.
  3. Diduga carcinogenic dan toxic.
  4. Menurut Wikipedia, BP-3 juga dilaporkan memiliki sifat Allergenik.
Namun, secara umum BP-3 masih dikategorikan sebagai Ingredient yang aman dan penggunaan nya tetap dibawah pengawasan ketat, yakni hanya diijinkan hingga 6% pada produk Sunscreen, face cream, lipstik. 2,2% pada formula body lotion/cream, dan 0,5% pada produk non-sunsreen.


6. Benzophenone 4/BP-4(UVB Absorber)

Nama lain: Sulisobenzone.

Masih sodara dengan BP-3. Namun, sedikit lebih 'gentle'. Memiliki ukuran molekul yang lebih besar dibanding BP-3, yaitu: 303 DA. BP-4 Merupakan agen Sunscreen kimiawi sekunder yang larut air. Dapat menyerap UVB dan sedikit UVA. Agen Sunscreen sekunder artinya kemampuan SPF nya rendah dan harus dikombinasikan dengan agen Sunscreen lain. BP-4 lebih sering digunakan sebagai photoprotectan dan color protectantant yang melindungi formula agar tidak mudah terdegradasi untuk memperpanjang usia simpan produk.

Safety: termasuk Ingredient Allergenik. Diantara 1693 individu yang ditest, 13 dinyatakan positif alergi. Gejalanya berupa: kemerahan, bentol, gatal, hingga melepuh.

Menurut CiR Expert Panel, secara umum BP-4 aman dalam produk kosmetik/Sunscreen hingga 10%. Namun, di USA, BP-4 sudah di-banned pada Food Industry dan food packaging, karena diduga bioaccumulative dan toxic pada konsentrasi tinggi.


7. Ethylhexyl salicylate (UVB Absorber)

Nama lain: Octyl Salicylate, Octisalate.

Sunscreen kimiawi yang melindungi kulit dari UVB dengan panjang gelombang 280-320nm.
Sunscreen ini juga lemah, tidak cukup kuat jika digunakan sebagai agen Sunscreen tunggal. Namun dia memiliki keunggulan yaitu sangat foto-stabil dan membantu melarutkan agen Sunscreen yang lain, selain itu juga berfungsi sebagai SPF enhancer.

Safety: memiliki good safety profile dengan konsentrasi maksimal 5% di Eropa dan USA. Dan 10% di Jepang.


8. Ethylhexyl Triazone (UVB Absorber)

Nama lain: Uvinul T 150, Octyltriazone

Adalah Agen sunscreen kimiawi generasi baru yang larut minyak dan berbentuk powder, sehingga agen Sunscreen jenis ini rekomended untuk formula water-resistance, namun tetap mudah dibilas. 

Uvinul T 150 merupakan penyerap UVB paling foto stabil hingga saat ini.  Mampu melindungi kulit dari UVB dengan panjang gelombang 280-320nm. Memiliki ukuran molekul cukup besar (823.07 DA) yang membatasi kemampuan penetasi nya, ini pertanda bagus, Gaes, karena agen Sunscreen itu ya harusnya stay di kulit, bukan malah bablas ke aliran darah. Molekul besar juga dapat meminimalisir risiko sensitizing. Sunscreen ini telah digunakan di seluruh dunia dengan konsentrasi maksimal 5% (kecuali USA dan Canada, karena belum FDA Approved)


9. Diethylamino hydroxybenzoyl hexyl benzoate (UVA Absorber)

Nama lain: Uvinul A Plus, DHHB. 

Adalah agen sunscreen kimiawi generasi baru yang menyerap UVA  dengan panjang gelombang 320-400 nm dan sangat foto-stabil.  Konsentrasi rata-rata 1-3% jika dikombinasikan dengan agen Sunscreen lain dan 5-7,5% jika digunakan untuk single use. Uvinul A Plus telah digunakan di seluruh dunia dengan konsentrasi maksimal 10%, kecuali USA dan Kanada karena belum FDA Approved.


10. Bis-Ethylhexyloxyphenol Methoxyphenyl Triazine (UVA dan UVB Absorber)

Nama lain: Tinosorb S, Bemotrizinol.

Merupakan agen sunscreen gernerasi baru. Melindungi kulit  UVB, UVA I dan ll dengan panjang gelombang 280-400 nm.  Memiliki karakteristik yang sangat foto-stabil dan membantu menstabilkan agen Sunscreen yang kurang stabil. Agen Sunscreen ini berupa powder kekuningan yang larut minyak, dan tidak banyak terserap ke dalam kulit (kabar gembira nih)

Safety: Tinosorb S memiliki great safety profile tidak menunjukkan adanya aktivitas estrogenic. Eropa, Kanada, Australia, Asia sudah Approved, kecuali US FDA. Usage rate: 1-10%. Usually 3%.


11. Methylene bis benzotriazolyl butyl phenol Triazone (UVA dan UVB Absorber)

Nama lain: Tinosorb M, Bisoctrizole.

Agen Sunscreen kimiawi generasi baru. Termasuk hybrid sunscreen (artinya bisa memantulkan dan menyerap sinar UV sekaligus). Melindungi kulit dari UVA dan UVB dengan panjang gelombang 280-400 nm. Sangat foto-stabil (tidak mudah rusak/terdegradasi oleh paparan UV). Tidak larut minyak maupun air, namun berupa suspensi micro-partikel, yang berpotensi white-cast bila tidak diformulasikan dengan baik. 

Safety: juga memiliki great safety profile. Tidak terserap ke dalam kulit, dan tidak menunjukkan aktivitas estrogenic. Tapi sayangnya juga belum FDA Approved. Usage rate: 1-10%. Usually 3%


12. Tris-Biphenyl Triazine (UVA2 dan UVB Absorber)

Nama lain: Tinosorb A2B

Adalah termasuk 'keluarga' Tinosorb paling baru. Melindungi kulit dari UVB dan UVA2 dengan panjang gelombang 320 - 340 nm. Sangat foto stabil dan memiliki nilai SPF tinggi dengan konsentrasi minimal. Sunscreen  ini sudah approved di Europe, Australia dan Asia, kecuali US FDA.


13. Terephthalylidene Dicamphor Sulfonic Acid (UVA Absorber)

Nama lain: Ecamsule, Mexoryl SX.

Merupakan L'oreal-group exclusive sunscreen agent. Termasuk agen Sunscreen kimiawi yang larut air. Melindungi kulit dari UVA dengan panjang gelombang 345nm. Sangat foto-stabil.


14. Phenylbenzimidazole sulfonic acid (UVB Absorber)

Nama lain: Ensulizole

Adalah agen sunscreen kimiawi yang larut air, rekomended untuk formula Sunscreen yang ringan. Memiliki perlindungan kuat terhadap UVB dengan panjang gelombang 280-320nm. Cukup Foto stabil  dan membantu melindungi agen Sunscreen lain yang kurang foto stabil. Agen Sunscreen ini sudah approved di seluruh dunia, dengan konsentrasi maksimal 4% di USA dan 8% di Eropa.


14. Polysilicone-15 (UVB Absorber)

Nama lain: Parsol SLX. 

Yaitu agen Sunscreen kimiawi silicon-based. Melindungi kulit dari UVB dengan panjang gelombang 290-320 nm. Cukup foto  stabil dan dapat membantu menstabilkan agen Sunscreen lain. Agen Sunscreen ini telah di-approve hingga 10% di Eropa. Tapi belum US FDA Approved. BPOM kita ngikut Eropa, Gaes. Jadi, Sunscreen ini termasuk legal di Indonesia karena sudah terdaftar BPOM.


16. 4-methylbenzylidene camphor/4-MBC (UVB Absorber)

Naman lain: Enzacamene

Adalah agen sunscreen kimiawi yang melindungi kulit dari UVB dengan panjang gelombang 290-320 nm. Tidak cukup stabil karena proteksinya berkurang 10% dalam waktu 65 menit, dan 50% dalam 345 menit. Namun, bisa membantu menstabilkan Avobenzone.

Safety: 4-MBC termasuk Ingredient kontroversial karena dapat terserap ke aliran darah dan diduga memiliki aktivitas estrogenic/endrocine disruptor (menurut study in Vitro yang dilakukan pada tikus). Sehingga, ibu hamil dan menyusui lebih baik menghindari bahan ini. 

Menurut laporan terbaru tahun 2023, BPOM versi Eropa (SCCS) belum bisa menyimpulkan bahwa 4-MBC sebagai ingredients yang aman.  Dan 4-MBC tidak di-approve di USA dan di Jepang. Sementara ini BPOM Indonesia masih mengijinkan dengan konsentrasi maksimum 4%.


17. Diethylhexyl Butamido Triazone (UVB dan UVA ll Absorber)

Nama lain: Iscotrizinol, Uvasorb HEB

Agen Sunscreen kimiawi yang melindungi kulit dari UVB dan UVA ll dengan panjang gelombang
310nm. Sangat larut minyak, sehingga rekomended untuk formula Sunscreen water-resistance. Memiliki nilai SPF tinggi walau pada konsentrasi rendah. Sunscreen ini juga super foto stabil. Yakni, hanya berkurang 10% nilai SPF nya setelah 25 jam, woiii.😱

Safety : hingga saat ini belum ada laporan iritasi, alergi, atau toxicity. Konsentrasi maksimal yang diijinkan adalah: 10% di Eropa, 5% di Jepang. Di US belum FDA Approved.



Natural Sunscreen Agent

1. Spirulina 

Menurut Jurnal di Researchgate, Spirulina mengandung antioksidan fikosianin dan fikosianobilin yang berpotensi sebagai tabir surya alami dengan cara menurunkan kadar malondialdehid (MDA) sehingga menekan degradasi sel, perubahan biokimia dan fungsional, serta menurunkan terjadinya apoptosis sel.  Selain itu, membantu mengubah prokolagen menjadi kolagen, sehingga mencegah tanda-tanda penuaan dini akibat UV.  

Menurut uji in-vitro,  diperlukan sebanyak 3mg/ml ekstrak spirulina agar memiliki SPF 30. Namun, tidak ada data yang menyatakan Spirulina dapat melindungi kulit dari UVA.

2. Red Raspberry Seed oil

Kaya akan tocopherols, carotenoids dan antioxidant lainya. Juga dikabarkan memiliki nilai SPF 20-50, yang mampu menyerap  UVB dan UVC, namun tidak UVA. Dan Raspberry Seed oil ini tidak direkomendasikan sebagai agen Sunscreen tunggal, jadi harus tetap di-combine dengan agen Sunscreen lain, agar proteksinya maksimal.

3. Olive Oil

Menurut uji in-vitro, (uji di lab, bukan pada real-human), Olive oil memiliki SPF sekitar 7. Dan SPF segitu jelas tidak memenuhi nilai minimum standar proteksi (min: SPF 15), sehingga tidak disarankan sebagai single-Sunscreen. Selain itu, ada Coconut oil, Castor, almond, mustard. Bahkan Essential Oil seperti Peppermint, Orange, etc...bisa dilihat di tabel👇

Macam-macam oil dan nilai SPF nya. Sumber referensi


4. Etc..

Banyak kok plant oil maupun Essential Oil yang memiliki nilai SPF, bahkan Tree Tea Oil juga ada SPF-nya. Tapi sekali lagi itu menurut uji in-vitro, dan kurang jelas takaran berapa prosentase Plant oil/Essential oil agar memiliki nilai SPF tersebut...

Naa, ini dia yang terjadi di real-human, perbandingan antara 'natural' SPF vs. 'real' SPF, hehe✌️

Bisa dilihat, spot yang diolesi dengan conconut oil dan olive oil perlindungan nya nggak cukup signifikan dibanding dengan Sunscreen ber-SPF. Sumber: nyponros.com



Kesimpulan 

Dari semua jenis agen Sunscreen, Zinc oxide adalah juaranya Sunscreen dalam hal safety dan perlindungan terhadap UV. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa agen Sunscreen kimiawi juga sama baiknya, terutama jika diformulasikan dengan baik dan benar.  Oiya, sebenarnya Sunscreen kimiawi ini masih banyak lagi yang belum disebutkan, namun, sementara ini cukup 17 agen yang sering muncul dalam Sunscreen kita, ya Gaes ya.

Dan untuk Sunscreen natural yang dari minyak atau ekstrak mungkin kurang rekomended untuk agen Sunscreen tunggal, tidak ada data yang cukup sufficient. Meski mereka juga memiliki kemampuan perlindungan tapi mungkin hanya sebatas SPF-Booster. Wallohualam




Sumber referensi:

  • Incidekoder
  • Wikipedia
  • https://www.hbm4eu.eu/hbm4eu-substances/benzophenones/
  • https://health.ec.europa.eu/publications/benzophenone-3_en
  • https://chemycal.com/news/a58b1faf-16b7-492a-8ae8-e3b0c4d76408/EU_Published_Scientific_Opinion_on_4-Methylbenzylidene_camphor_4-MBC_in_cosmetics
  • https://www.researchgate.net/publication/344006236_Potency_of_Spirulina_platensis_Extract_as_Sunscreen_on_Ultraviolet_B_Exposure
  • https://nyponros.com/en/sunscreen/rasberryseed-oil-sunscreen
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3140123/

Post a Comment

9 Comments

  1. Makasih ka req nya ternyata yg 4 camphor itu masih draft aja baru tau knp bpom masih ijin karena di sccs masih belum di validasi tapi ada draft nya kita nungguin sccs untuk itu. Ka, aku mau nanya bbrp:
    1. Knp ss luar itu apalagi yg us europe kadang tidak kasih nilai pa?
    2. Apa itu uv c apa itu jenis radiasi yg sama dengan blue light?
    3. Knp jenis tinosorb dan uvasorb belum ada approved tpi sccs udh?
    4. Lebih baik pilih spf 35 pa ++++ atau spf 50 pa++?
    5. Ss apa yg mengandung uvasorb heb? (Saya tergiur)
    6. Apa ss nano TD & ZO terserap ke darah karena ukuran kecil?
    7. Ss kalau di malam hari apa boleh? sebab ada bbrp krim atau hb yg mengandung ss
    8. Knp plant oil itu kebanyakan gk bisa nangkal uva walau sedikit?
    Maaf ya ka kebanyakan nanya kalau gugel sendiŕi bingung sendiri nanya ke influacer jg pd bingung

    ReplyDelete
  2. Karena Sccs sebelum nya juga kasih ijin hingga 4%. BPOM kita ngikut.
    Naa baru kemudian laporan terbaru 2023, SCCS berubah pikiran, katanya si-camphor ini tidak dikategorikan sebagai bahan yang aman. Jadi, sebaiknya wait and see aja, BPOM kita ngikut Eropa lagi atau enggak.
    1. Kurang tahu kalo itu...😅
    2. UVC ini radiasi UV paling bahaya, tapi udah difilter sama lapisan Ozon. Thanks God
    3. Kalo dari yang tak baca-baca, belum FDA Approved, karena mereka belum nge-review, jadi bukan karena agen Sunscreen nya nggak bagus atau apa...
    4. Kalo di luar ruangan lebih bagus yang PA nya banyak, karena UVA ini lebih 'diem-diem' berbahaya. Sementara SPF 35 dan 50 Perlindungan nya cuma selisih 1-2% saja.
    5. Beauty of Joseon Relief Sun: Rice + Probiotic SPF 50+ PA++++
    Bellflower Avocado Sunscreen SPF 50+ PA++++.
    Skin1004 Madagascar Centella Hyalu-cica Water Fit Sun Serum SPF 50 PA++++ (tutup biru)
    Skin1004 Madagascar Centella Tone Up Sunscreen SPF 50 PA++++ (tutup putih)
    6. Tidak, terserap cuma sebatas stratum korneum
    7. Yups, tidak masalah...yang penting kulit tetap nyaman..ada kandungan SS di night Cream biasanya untuk melindungi formula agar tidak mudah teroksidasi.
    8. Kurang tahu, sementara ini nggak ada data penelitian...Paling banter kalo plant atau oil itu ada kandungan antioksidan, jadi bisa menetralisir efek buruk radikal bebas yang di-generate oleh UV.

    ReplyDelete
  3. Makasih ka jawabannya dan rata2 yg aja uvasorb heb rata2 korea dan harganya jg kudu bersyukur sama eiem keknya harganya d bawah 40k make zinc oxide dan octoceylene jadi lumayan stabil dan bagus,aku bangga pakai produk lokal 😭

    ReplyDelete
  4. Kak, mau juga donk di bahas agen2 surfaktan 🙏

    ReplyDelete
  5. @iya aq juga udah puas dengan SS Eiem...udah ada Zinc oxide nya..👍
    @insya Allah kapan2, 😁

    ReplyDelete
  6. kak aku kan orangnya cepet keringetan, kalau udah pakai sunscreen terus 20 menit kemudian langsung keringetan di pipi jidat dagu, itu gimana apakah sunscreennya udah kehapus sama keringet ?
    harus reapply lagi padahal baru 20 menitan paket sunscreen ?
    cape banget gampang keringetan.

    ReplyDelete
  7. Keringet nya di totol2/ di tap2 pakai tisu, jangan di usap, biar Sunscreen nya nggak geser...

    ReplyDelete
  8. Ka Heruki, udah bahas macam - macam agen surfaktan belum ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belum kayaknya...okelah kapan2 sy usahakan 😉

      Delete

DESCLAIMER: Saya bukan dokter, tapi seorang Skincare-Anthusiast yang telah lama mempelajari tentang kandungan skincare melalui jurnal dan berbagai sumber lain nya. Saya juga pernah mempunyai masalah kulit seperti: acne prone, oily, komedo, PIH, PIE, dermatitis atopik, alergi, sensitized, etc. Kondisi kulit saat ini: combination-to-dry, pori-pori besar, prone to eczema.

Semoga Skincapedia bisa membantu teman-teman dalam mencari referensi skincare 🙏