Kontroversi Alkohol Dalam Skincare

Alkohol adalah salah satu Ingredients yang kontroversial. Artinya ada pendapat yang pro ada juga pendapat yang kontra. Tapi sebelum kita bahas pro-kontra nya, sebaiknya kita ketahui sekilas info tentang peran alkohol dalam skin care.

Tunggu-tunggu... Tentu saja yang akan skincapedia bahas kali ini adalah, tipe alkohol yang "bad". Kalo yang good, nggak usah dibahas ..ntar kepanjangan☺️

Tipe-tipe alkohol dalam skincare.

Peran (Bad) Alkohol dalam skincare

1. Pelarut yang sangat baik

Alkohol bisa membantu melarutkan minyak atau bahan larut minyak sehingga dapat menyatu dalam formula water based. 

Bahkan Avoskin Perfect Hydrating Toner Essence juga pakai alkohol sebagai pengemulsi. #Bayangkan produk Hydrating ada alkohol nya... 

Memang sekilas tampak ironis bukan? Produk yang fokus untuk menghidrasi tapi justru mengandung bahan yang bikin kering/iritasi...

Tapi siapa yang nggak percaya sama Avoskin. Pastinya walaupun mengandung alkohol, performanya tetap diacungi jempol.👍

2. Penetration enhancer.

yaitu membantu Ingredients/formula agar lebih mudah meresap ke dalam kulit. Dan karena kemampuannya yang sangat bagus dia bisa mengurangi kesan heavyness pada formula/tekstur produk.

Ketuk untuk melihat lebih jelas.

Simple/bad Alkohol itu sifatnya mengencerkan dan membuat tekstur lebih ringan. Sementara Fatty/good alkohol kebalikannya: bersifat thickener/menambah kekentalan formula.

3. Strong Oil control dan astringent. 

4. Pada konsentrasi tertentu, dia bersifat anti mikroba.


Kontroversi (bad) Alkohol Dalam Skincare

❗Kontra:

Paula Begoun (founder paula's choice) adalah salah satu cosmetic Expert yang menentang alkohol dalam skin care. Alasannya jelas, cara kerja alkohol adalah dengan "merusak" skin barrier agar actives Ingredients nya bisa penetrasi lebih maksimal.

Jadi fakta nya, skin Barrier itu nggak cuma menghalangi ancaman (bakteri, jamur, bahan irritant, dll) biar tetep stay out. Tapiiii sayangnya dia juga MEMPERSULIT bahan aktif yang mau penetrasi ke kulit...

Itulah sebabnya dalam produk skincare PASTI ada bahan pelengkap yang berfungsi sebagai penetration enhancer (propylene Glycol, butylene Glycol, propanediol, dll)

Daan... qodarulloh yang paling bagus diantara para penetration enhancer adalah Alcohol, karna cara kerjanya yang to-the-point itu, ibarat nya kalo maling langsung main dobrak pintu, pecahin jendela...wkwkwkwwk. (otomatis udah bukan maling lagi, tapi rampok)

Sebenernya ada satu lagi yang bagus: Isopropyl Myristate. Tapi dia juga punya efek samping: yaitu potensi komedogenik nya level tinggi. 😌


✔️Pro:

Dr. John Zampella, M.D. Berpendapat lain... (Beliau adalah seorang assistant professor in the Ronald O. Perelman department of dermatology at NYU Langone Health)

Alkohol tak selamanya jahat kok. Bad alcohol not always that bad.

At the right product, in the right concentration alkohol bisa saja memiliki skin benefits... (Cek Sumber referensi*)


Hanya saja perlu beberapa pertimbangan:

1. Jenis kulitnya... Who knows? Yang kulitnya oily bakal suka. Sebab alkohol itu oil control yang membantu mengurangi minyak berlebih pada wajah. Tapi, Kalo kulitnya kering-sensitif ya lebih baik say good bye.

2. Lihat total produk. Dari semua produk yang sedang digunakan, ada berapa yang mengandung alkohol?

ketuk untuk melihat lebih jelas.

Jadii... perhatikan akumulasi alkohol dari keseluruhan skincare yang saat ini digunakan. Karena terlalu banyak juga tidak baik untuk kesehatan (kulit). Dan untuk kulit sensitif sebaiknya tetap avoid this Ingredients.

3. The entire formula is what matter most. Artinya keseluruhan formulasi lah yang menentukan apakah alcohol bakal irritant atau enggak...

Makanya always cek ricek Ingredients secara keseluruhan. Apabila kita ingin mencoba produk yang kebetulan ada alkohol-nya, pastikan juga disitu banyak mengandung Emollient, Hydrator, skin Soothing, antioksidan, atau ingredient yang baik untuk skin barrier, yang bisa men-subtitusi 'kerusakan' yang mungkin ditimbulkan oleh alkohol.

Nah, setelah ke 3 pertimbangan itu, sampailah kita ke tahap trial and error....yups. Bahkan expert pun nggak bisa menjamin 100% produk itu bakal cocok atau tidak. Tetep saja kita harus mencoba dulu... Dan tentu saja setelah melalui 3 pertimbangan di atas...✌️


Terakhir...pendapat TS pribadi

Saya sendiri bukan golongan anti alkohol. Karna kulit saya nggak sensitif. Kebetulan salah satu skincare saya ada alkoholnya juga. Dan saya akui, adanya alkohol ini cukup membantu performa produk terasa ringan dan mudah meresap. 

Dan saya tidak terlalu khawatir, sebab dalam produk tersebut udah dilengkapi dengan skin Soothing, Emollient, dan lain sebagainya sehingga alkoholnya hampir tanpa efek samping di kulit saya (setidaknya secara langsung).🤭

Tapi... ada TAPI-nya.....sih.
Sebisa mungkin, atau jangan ada lebih dari 1 produk yang mengandung alkohol yang digunakan secara bersamaan dan digunakan dalam tempo yang tidak singkat..apalagi jika alkohol nya ada di urutan atas Ingredients list nya.

Jadi saya juga tetap mempertimbangkan pendapat Paula's choice. Bahwa alkohol ini juga punya efek jangka panjang. Layaknya Antioksidan yang punya efek jangka panjang anti aging. Sebaliknya, Alkohol efek jangka panjangnya pro-aging.

Menurut penelitian, 3% alkohol yang diaplikasikan ke kulit, dapat memicu kematian sel kulit sebanyak 26% setelah 2 hari. (Cek Sumber Referensi.)

Kalo ditarik kesimpulan yang haqiqi: intinya nggak usah terlalu parno sama alkohol, sih. Tinggal pinter-pinternya aja kita yang ngatur. Termasuk mengenali jenis kulit, apa maunya kulit, dan nggak malas buat baca Ingredients list produk yang mau dipake...tsaaah..... #ribet jadinya yaaa...😬🤭

Bagaimana dengan kalian, Gaes?☺️


Sumber referensi:

*https://www.google.com/amp/s/www.self.com/story/alcohol-in-skin-care-products/amp?espv=1

5 comments

  1. Daaaaannn.....akhirnyaaa....
    Terobatilah kegalauanku thd alcohol.

    Tq kak atas ilmunya, sangat sangat membantu,hhe...:)
  2. Kak kalau kandungan stearyl alcohol,cetearyl alcohol,dan cetyl alcohol dalam 1 produk itu aman gak kak?
  3. Itu bukan alkohol yang mengiritasi dan bikin kering, jadi insha Allah aman ☺️
  4. Kak kalo phenoxyethanol itu masuk simple alcohol atau fatty alcohol?
  5. Bukan dua-duanya, phenoxyethanol termasuk Alkohol eter atau GLYCOL ether.. molekul nya memang mirip dengan alkohol namun struktur nya berbeda ..
    Memiliki gugus yang berbeda dan ikatan hidrogen yang berbeda...

    Yang termasuk Simple alkohol: ethanol, alcohol Denat, isopropyl alcohol


    Jadi, meski ada phenoxyethanol, tetap dianggap (bad)alkohol-free

    CMMIW 🙏
DESCLAIMER: Saya bukan dokter, tapi seorang Skincare-Anthusiast yang telah lama mempelajari tentang kandungan skincare melalui jurnal dan berbagai sumber lain nya. Saya juga pernah mempunyai masalah kulit seperti: acne prone, oily, komedo, PIH, PIE, dermatitis atopik, alergi, sensitized, etc. Kondisi kulit saat ini: combination-to-dry, pori-pori besar, prone to eczema.

Semoga Skincapedia bisa membantu teman-teman dalam mencari referensi skincare 🙏
Developed by Jago Desain