Sunscreen, Pantai, dan Terumbu Karang

Bahan sunscreen yang jadi tersangka utama: oxybenzone, benzophenone, octinoxate/Ethylhexyl Methoxycinnamate, octocrylene, nano- zinc oxide dan nano-ti
🎵 Rasane kepengin nangis yen kelingan parangtritis
Rasane koyo diiris
Naliko udan gerimis rebo wengi malem kemis
Ra nyono ra ngiro janjimu jebul mung lamis🎶🎶

(Nembang Didi Kempot dulu, xixixixi)

Sunscreen, Pantai, dan Terumbu Karang

Sekilas memang tidak ada hubungan yang berarti antara tiga kata tersebut. Tapi coba direnungkan lagi, mereka punya hubungan yang sebenarnya terlarang dan berbahaya.
 
Benang merahnya adalah: orang-orang liat pantai pingin banget nyebur, surfing, snorkeling, renang, atau sekedar 'keceh' main basah-basahan. Tapi sebagian dari mereka takut gosong. Jadilah sebelum nyebur mereka oles sunscreen waterproof dulu biar muka dan kulit nggak gosong.

Trus apakah bener, kulitnya nggak gosong? 
Nggak tau. Yang tau mereka lah..hahaha

Tapi ternyata hal ini nggak baik buat kelangsungan hidup si terumbu karang. 
Dan Sunscreen yang mereka pakai yang notabene pakai bahan kimia itu, ikut larut ke air. Bayangkan jika yang nyebur ke pantai pakai sunscreen dan jumlahnya jutaan orang per tahun. Alhasil bisa mencemari ekosistem laut yang akhirnya banyak terumbu karang yang mati. Syedihnyaa...

Coba cek datanya: 

Menurut laporan organisasi konservasi laut, Marine Life, salah satu penyebab polusi laut terbesar adalah akumulasi bahan sunscreen yang ikut larut ke dalam air.

Mengapa sunscreen bisa sampai ke laut?

 Bisa jadi karena ulah orang-orang pingin renang tapi takut gosong. Atau bisa jadi karena limbah dari pabrik kosmetik yang dibuang ke laut.

Di tahun 2015, diperkirakan ada 14. 000 ton sunscreen yang hinggap di terumbu karang dan menyebabkan kerusakan permanen.

Lebih dari 60% terumbu karang di dunia dalam keadaan terancam karena ulah ini. 

Di Indonesia sendiri, menurut survey LIPI, sebesar 36% terumbu karang dalam kondisi buruk. Yang kondisi baik hanya sekitar 6% saja.

Bahan sunscreen yang jadi tersangka utama: oxybenzone, benzophenone, octinoxate/Ethylhexyl Methoxycinnamate, octocrylene, nano- zinc oxide dan nano-titanium dioxide.

La trus kenapa ribut? Yang mati kan terumbu karangnya bukan kitanya?

Hey coba bacalah!

Kerusakan terumbu karang memang punya dampak tidak langsung. Tapi berantai seperti efek domino. 

Terumbu karang rusak - ikan pergi - pendapatan nelayan berkurang - ikan jadi langka - nutrisi buat otak kita berkurang - de-es-beh, silakan direnungkan sendiri lah..

Nggak cuma itu...
Terumbu karang rusak - ekosistem laut berantakan - laut jadi tidak indah - pendapatan negara di bidang pariwisata berkurang - Pak Presiden Kaget. 

Dan...

Yang kena dampaknya bukan hanya terumbu karang saja ya, tapi makhluk hidup di air laut juga kena batu nya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Ujung-ujungnya kita juga yang akan merasakan sendiri, kalo nggak kita ya cucu-cucu kita besok...

La trus gimana enaknya?

Kalo nyebur ke laut jangan pake sunscreen. Kalo pake sunscreen jangan nyebur ke laut.
Nyebur ke kolam masing-masing saja. Heheee





Saya juga pake sunscreen tapi nggak nyebur ke pantai. Tapi bisa jadi si pabrik pembuat sunscreen membuang limbahnya ke laut...

Duuh la trus piyee iki .... Bu Tejoo?!




#Mangkane nduwe hape iku ora gur nggo gaya-gayaan thok, tapi Yo nggo golek inpormasi barang, ngono Lho, ho'o po Ra, heeh?

Sumber:
Kompas.com

3 comments

  1. Content yang sangat membantu menyadarkan betapa pentingnya menjaga alam selain skincare an good
  2. 👍👍👍
  3. ngakak dan kecehhh bgt cara penjeasannya mbk, sukses selalu 😎❤
DESCLAIMER: Saya bukan dokter, tapi seorang Skincare-Anthusiast yang telah lama mempelajari tentang kandungan skincare melalui jurnal dan berbagai sumber lain nya. Saya juga pernah mempunyai masalah kulit seperti: acne prone, oily, komedo, PIH, PIE, dermatitis atopik, alergi, sensitized, etc. Kondisi kulit saat ini: combination-to-dry, pori-pori besar, prone to eczema.

Semoga Skincapedia bisa membantu teman-teman dalam mencari referensi skincare 🙏
Developed by Jago Desain